Selasa, 14 Agustus 2012

EDITING VIDEO


ada dua sistem dalam proses editing yaitu :
1.      Linear Editing/ Analog
Pada sistem linear editing, prosesnya dilakukan dengan cara langsung dan berurutan,dan apabila terdapat kekurangan dan kesalahan, akan dilakukan pengulangan dari awal. Pada akhirnya editing sistem ini menuntut peralatan yang besar dan berkualitas untuk menjaga kualitas hasil yang sedang dikerjakan. Pada umumnya peralatan semacam ini hanya dimiliki oleh kalangan Tv penyiaran (broadcasting house) dan rumah produksi (production house) sekala besar. Jika hasilnya belum sempurna, akan dilakukan pengulangan editing yang memakan cukup banyak biaya dan waktu.

2.      Non Linear Editing (NLE)/Digital
Sistem ini sering juga disebut dengan Digital Video Editing. Teknologinya sudah menggunakan perangkat komputer dengan sepenuhnya, yang didalamnya sudah tersedia perangkat lunak (software) untuk editing, seperti Ulead Studio, Adobe Premiere, Avid, DPS Velocity, dst, yang berbasis Windows dan Final Cut Pro dsb yang berbasis Macintosh. Sistem ini disebut juga Random Access Video dan Audio ke dalam suatu media rekam berupa disk (disk storage / media storage) atau Hard disk. Dengan NLE, Editor dapat melakukan proses penyuntingan berulang-ulang untuk bagian yang belum sempurna di sembarang tempat acak (random access) tanpa harus mengulang dari awal seperti Linear Editing.

DIMENSI EDITING
        Hakekat/inti dr dimensi editing adalah KETERHUBUNGAN. Sebuah shot apabila disambung dengan shot lain, maka pasti kedua shot tersebut memiliki HUBUNGAN, baik secara grafis, ritmis (irama), spasial (ruang) dan temporal (waktu).
Sambungan shot-shot dalam film-film naratif memiliki keempat dimensi/hubungan tersebut, sementara dalam film-film abstrak atau film-film non-figuratif (tak ada tokohnya, jadi tak bercerita) hanya memiliki dimensi grafis dan ritmis saja.

1.  Dimensi Grafis
Setiap shot pasti punya nilai grafisnya, yaitu:
a. garis
b. bentuk
c. cahaya
d. warna
e. gerak (bisa gerak subyek, gerak kamera ataupun gerak kombinasi subyek dan kamera)
Maka bila sebuah shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan grafis. Hubungan/dimensi grafis yang terjadi bisa berupa graphic match atau pun graphic contrast.

2.  Dimensi Ritmis
Sebuah shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan ritmis (irama).
Irama yang ada dalam film-film itu sebenarnya ada 2 jenis, yaitu:
a. IRAMA INTERNAL: yaitu irama yang ada di dalam setiap shot itu sendiri
b. IRAMA EKSTERNAL: yaitu irama yang dihasilkan oleh persambungan 2 shot atau lebih

* IRAMA INTERNAL terjadi di setiap shot karena di setiap shot itu ada:
            - Frame size/type of shot (ukuran besar gambar/frame)
            - Gerak (gerak subyek, gerak kamera, gerak kombinasi subyek dan kamera)
            - Suara (dialog, efek dan musik)

* IRAMA EKSTERNAL terjadi ketika ada sambungan dan dipengaruhi oleh:
            - Durasi shot (panjang pendeknya shot)
            - Metode penyambungan (cut-to-cut atau optical effect spt dissolve, fade, dsb).
IRAMA EKSTERNAL ini bisa kita buat berbagai jenis dengan mengatur panjang-pendeknya shot (durasi).
Jenis-jenis irama tersebut adalah:
Ø  irama konstan: yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung berukuran  (berdurasi) sama
Ø  irama dipercepat (akselerasi): yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin pendek
Ø  irama diperlambat: yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin panjang
Ø  irama tak beraturan: yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung ukurannya berubah-ubah secara tak beraturan.
Keempat jenis irama yang dihasilkan oleh durasi ini, mungkin saja bisa dilakukan juga oleh shot itu sendiri, misalnya dengan gerak kamera, tetapi tentu tidak semudah yang dilakukan oleh mengatur durasi shot

3.  Dimensi Spasial
Dengan editing, media film adalah media yang paling efektif dalam menciptakan ruang yang sesuai dengan yang ingin dibentuk oleh pembuat filmnya.
Melalui editing pula, bisa dihubungkan RUANG DALAM REALITA dengan RUANG DALAM FILM (ruang buatan/artifisial).  Juga antara yang interior dan eksterior. Ketersambungan antara 2 shot atau lebih yang bisa menciptakan ruang baru yang ada di dalam kepala penonton itu disebut sebagai koeksistensi spasial (ruang yang berdampingan)

4.  Dimensi Temporal
Dengan editing pula, film paling mampu “mempermainkan” (memanipulasi) waktu penceritaan.
·      Waktu penceritaan (time of the story) dibagi 3 unsur:
a.  URUTAN
b.  DURASI
c.  FREKUENSI
a.       URUTAN
Waktu penceritaan bisa memiliki struktur waktu yang:
-  berurutan (linear)
-  tak berurutan (non-linear), bisa dilihat dengan adanya flashback maupun flashforward
b.      DURASI
Panjang - pendeknya waktu penceritaan berdasarkan kebutuhan dramatisasi cerita. Maka dalam durasi cerita bisa saja dibuat:
-  waktu penceritaan diperpendek, yaitu waktu penceritaan hanyalah memperlihatkan waktu peristiwa yang perlu/penting diperlihatkan untuk penonton saja sehingga sebenarnya ada waktu yang hilang. Biasa disebut juga dengan ELIPSIS atau penghilangan waktu yang tak diperlukan
-  waktu penceritaan diperpanjang, yaitu waktu penceritaan ditambah panjangnya dari waktu yang sebenarnya sebuah peristiwa terjadi untuk kebutuhan dramatisasi cerita. Hal ini bisa juga EKSPANSI atau pemanjangan waktu penceritaan.

Editing elipsis tersebut di atas bisa didapat dengan cara:
- optical effect
- dengan frame kosong
- cutaway
- jumpcut
Note: kalau tidak melalui editing, tapi ingin mencapai elipsis waktu, bisa dilakukan dengan mem-fast-motion-kan shot itu sendiri.

Sementara ekspansi waktu tersebut di atas bisa didapat dengan cara:
- slowmotion
- freeze-frame
Atau kalau dengan editing, bisa dilakukan pemanjangan (ekspansi) waktu penceritaan dengan:

c.  FREKUENSI
Yaitu suatu pengulangan suatu aksi untuk kebutuhan dramatisasi (seperti adegan ledakan, atau benda/tokoh yang jatuh) ataupun penyampaian suatu maksud tertentu, sehingga menciptakan waktu penceritaan yang lebih panjang.

PENGETAHUAN DASAR EDITING VIDEO (1)
1)      Kamera digital dan analog
Saat ini, kamera video analog jarang digunakan. Ini karena kamera video digital mampu menghasilkan gambar yang jauh lebih baik, harga terjangkau dan memudahkan aliran kerja terutamanya untuk proses editing digital. Pada umumnya, penggunaan kamera digital memungkinkan kameramen menghasilkan video yang lebih berkualitas dengan biaya yang lebih rendah.

2)      Format video
Format video merujuk kepada jenis kamera dan jenis pita video. Terdapat berbagai jenis format video yang digunakan dan masing-masing mempunyai ciri-cirinya tersendiri. Format video yang paling populer yang digunakan untuk merekam gambar adalah format mini DV. Format ini tergolong dalam format digital. Pita mini DV ini berukuran kecil ( lebih kecil dari kotak rokok ), tidak mahal dan mampu menghasilkan kualitas gambar yang baik. Format digital lain yang ada adalah Digital 8, DVCAM, DVC Pro dan lain-lain.

3)      Master tape
‘ Master tape’ artinya adalah pita master yang digunakan untuk merekam gambar video. Setelah rekaman selesai dibuat, pita ini akan diedit terlebih dahulu sebelum dijadikan VCD atau DVD untuk ditonton. Artinya, ‘master tape’ memuat data image video yang tidak diedit. Walaupun tidak diedit, kualitas gambarnya adalah lebih baik dari VCD atau DVD yang sebenarnya merupakan salinan dari pita asal, hal ini dikarenakan ‘master tape’ belum mengalami proses kompresi.

4)      Editing video
Editing video adalah merupakan satu proses dalam ‘post production’, yaitu satu proses yang dilakukan setelah perekaman gambar. Biasanya, proses kerja yang terlibat dalam proses editing digital adalah seperti berikut:
a) ‘Digitizing’ / capturing – memindahkan image video dari pita ke dalam data digital pada hard disk/cd.
b) Offline editing – memotong / membuang adegan pada video yang tidak menarik dan menyusun ulang setiap adegan pada video dengan mengikuti pada rencana kesinambungannya.
c) Online editing – memasukkan judul video, back sound dan animasi dan spesial effek.
d) Rendering – yaitu proses yang dilakukan setelah editing (offline/online) selesai dilakukan di dalam komputer. Video ini akan dipindah keluar ke dalam bentuk VCD atau DVD, namun sebelumnya perlu dilakukan proses finalisasi tampilan agar bisa dibaca sempurna pada semua player.

5)      VCD & DVD
Gambar video yang telah diedit biasanya akan dipindahkan ke dalam bentuk VCD atau DVD. Seperti yang kita ketahui, format DVD menghasilkan gambar yang jauh lebih baik dari VCD. Pada saat ini, video format DVD lebih disukai karena kualitas yang baik dan biaya yang semakin murah.
6)      Multi Camera System
‘ Multi Camera System’ adalah satu produksi video dimana lebih dari satu kamera video digunakan secara serentak dan kesemuanya dihubungkan kepada satu pusat kontrol. Image terbaik dari salah satu kamera ini akan dipilih silih berganti. Ini menghasilkan gambar video terus menerus tanpa potongan dengan sudut rakaman yang berbeda. Biasanya, image video dari kamera yang terpilih akan disiarkan terus ke screen proyeksi. ‘Multi Camera System’ menjadikan sebuah tampilan video/film lebih menarik dikarenakan menawarkan sudut pandang kamera yang lebih bervariasi dan mampu “menyampaikan” pesan dalam cerita dengan lebih baik.

Ø  Capturing/Digitized Video
Proses capture video (capturing) adalah proses memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam kaset MiniDV dari kamera ke dalam komputer untuk dijadikan sebuah file dengan format digital (avi). Istilah Digitized karena proses yang merubah analog (kaset video) menjadi file digital yang dikenal oleh komputer.
Untuk meng-capture video kita harus membutuhkan salah satu software pendukung antara lain Microsoft Movie Maker merupakan software bawaan yang ada di Windows. Software lain yang bisa digunakan adalah Pinacle, Ulead dan Adobe Premiere, tetapi untuk memakai software ini anda harus membelinya. Dalam pembelajaran ini akan dibahas capture video menggunakan Movie Maker agar anda tidak perlu membeli software pengolah video yang harganya cukup mahal.
Dalam men-capture video, perlu diperhatikan pula koneksi yang digunakan. Karena antara koneksi video analog dan video digital berbeda.
Berikut koneksi yang digunakan oleh video analog dan video digital :
a. Koneksi Video Analog
Secara umum terdapat 3 koneksi yang biasa dipakai :
·  Composite (RCA)
Koneksi analog yang paling sederhana menggunakan 1 buah kabel.

·  S-Video
Memilki kualitas yang lebih baik dari RCA, biasa dipakai oleh perangkat video VHS
·  Component
Koneksi ini yang terbaik, dipakai perangkat video Betacam (Beta-SP) karena kualitas gambar lebih bagus dan terlihat halus.

b. Koneksi Video Digital
Dalam format video digital dikenal 2 jenis koneksi, yaitu :
  1. IEEE 1394
Koneksi ini umum disebut dengan koneksi FireWire (Apple Computer) atau i-Link (Sony Corporation). Koneksi ini merupakan standar koneksi yang memiliki kecepatan transfer sangat tinngi hingga 400 Mbps.
  1. Serial Digital Interface (SDI)
Koneksi ini dipakai untuk konsumen High-End Profesional untuk mengolah digital video format HD (High Defenition) dan SD ( Standard definition), perangkat yang menggunakan koneksi jenis ini sangat mahal dan hanya dipakai pada industri film dan video yang besar.

STANDAR VIDEO DAN FILM
Film yang kita lihat di bioskop adalah film yang diproyeksikan dengan frame rate 24 fps , sedangkan film yang kita lihat di televisi memiliki frame rate sekitar 30 fps (tepatnya 29,97) sesuai dengan standar masing-masing negara. Berikut ini format standar yang digunakan beberapa negara :
Format Standar
Negara
Frame Rate
NTSC
USA, Jepang, Kanada, Meksiko dan Korea
29,97
PAL
Indonesia, Inggris, Australia, Eropa dan Cina
25
SECAM
Perancis, Timur Tengah dan Afrika
25
  
Bagian-bagian Capture Video
Peralatan Yang harus dipenuhi dalam meng-capture video menggunakan Microsoft Movie Maker antara lain:
  1. PC yang digunakan
      1. Pentium4 atau AMD Athlon,
      2. RAM minimal 256 Mb
      3. Harddisk, Putaran Hardisk 7200 rpm dengan kapasitas kosong (space kosong minimal 20 Gb)
      4. VGA card minimal 32 Mb (resolusi monitor 1024x768 pixel)
      5. System operasi Windows XP Home Edition atau Profesinal Edition
  1. Kartu capture video
Kartu capture video dibutuhkan untuk mentransfer/mengcapture dari media analog (kaset mini DV) ke hardisk. Kartu capture video yang paling sering digunakan adalah IEEE 1394 capture card, yang digunakan untuk mencapture format DV ( Digital Video). Anda dapat membeli dengan kisaran harga yang terjangkau.
  1. Kabel Data
kabel data yang digunakan adalah kabel firewire yang didapat jika kita membeli IEEE 1394 card. Kabel data digunakan untuk menghubungkan handycam dengan komputer. 
  1. Handycam/camera video
Pada saat ini sudah ada produk handycam yang menyimpan film dalam DVD R/W yang dapat langsung diputar di komputer untuk di import langsung ke dalam harddisk karena pada saat direkam sudah langsung berbentuk digital sehingga tidak memerlukan handycam dalam proses tranfer ke komputer. Tetapi pada pelajaran ini kita masih menggunakan Handycam / mini DV player yang digunakan untuk menjalankan kaset mini DV yang berisi film, Karena komputer tidak dapat menjalankan film yang masih dalam kaset mini DV

  1. Software Video editing
Microsoft movie maker adalah sofware bawaan yang ada di dalam windows. Walaupun fiturnya masih sederhana dibanding sofware lain, tetapi untuk sekedar mengcapture video dan edit sederhana sudah cukup kecuali anda ingin lebih mendalami editing video secara profesional anda dapat mendalami software Adobe premier.

Langkah-langkah mengcapture Video dengan Movie Maker sebagai berikut :
  • Pastikan kaset mini DV telah terpasang pada mini DV player/handycam dan pada posisi sehabis digunakan untuk mengambil gambar.
  • Hubungkan ujung kabel data pada handycam
  • masukkan kabel video yang lain pada lubang port kartu video/fireware pada komputer.
  • Hidupkan handycam dan atur pada mode VCR
         VCR Mode adalah mode jika kita ingin melihat hasil rekaman pada handycam.
·  Jalankan software Windows Movie Maker dengan memilih
: Start - Program - Windows Movie Maker
·  Maka akan tampil area kerja movie maker
·  Untuk mensetting project yang akan kita buat ikuti langkah berikut, Tools - Options - General:
·  Pada kolom default Author untuk memberi keterangan pembuat/pemilik project. Setiap hasil kerja yang dibuat dalam movie maker disebut sebagai project.
·  Pada kolom Temporary strorage , tentukan tempat penyimpanan file hasil capture video yang akan kita buat.
·  Aktifkan Save AutoRecover info every dan atur waktu untuk menyimpan secara otomatis dengan waktu yang anda inginkan.
·  Selanjutnya klik tab Advenced untuk mengaturan lainnya
·  Pada kolom pilhan Default Durations Pilihan Picture duration untuk mengatur durasi gambar yang dimasukkan dalam timeline, sedangkan Transition duration  berfungsi mengatur durasi transisi default yang  dibuat dalam Timeline. 
·  Pada kolom video properties pilih Pal pada video format dan pilih 4:3 pada pilihan Aspect ratio.
·  Lalu klik OK
·  Langkah selanjutnya adalah mengcapture vide. Klik File - Capture Video, atau klik pada Capture from video device

Pastikan kabel telah terpasang dengan benar antara komputer maka secara otomatis movie maker akan mengenali perangkat yang digunakan.
Selanjutnya akan muncul jendela Video Capture Wizard
isi nama file pada kolom Enter a file name for your captured video
Tentukan tempat penyimpanan pada kolom choose a place to save your captured video.
Kemudian klik next
Selanjutnya akan muncul jendela Video setting untuk mengatur format video yang akan di capture.
Pilihlah Digital Device format (DV-AVI). Pada format ini frame siz : 720x576 pixels dan frame rate: 25 fps dengan format video PAL. Untuk tiap menit membutuhkan ruang sebesar 178 MB.
Lanjutkan dengan mengklik Next
Selanjutnya akan muncul Capture Method utuk memilih metode yang digunakan untuk meng-capture
Pilihlah capture parts of the tape manualy dimana kita dapat memilih bagian yang ingin kita capture sehingga dapat menghemat ruang penyimpanan
Aktifkan show preview during capture untuk melihat gambar video selama proses capture berlangsung.
Lanjutkan dengan mengklik Next>
Selanjutnya akan muncul jendela capture video
Pada kolom DV camera controls anda dapat mengendalikan camera digital dengan melakukan Play, Stop, Rewind dan Forward

Jalankan camera video dengan cara klik tombol Play untuk melihat hasil rekaman

Klik tombol Start Capture untuk memulai proses capture
Klik tombol Stop Capture untuk menghentikan proses capture
Lakukan langkah diatas untuk melakukan capture selanjutnya.
Jika sudah selesai meng-capture, lanjutkan dengan mengklik Finish . Maka secara otomatis file tersebut akan diimport
Hasil import file tersebut akan disimpan dalam Collection pane dan content Pane
Selanjutnya file tersebut masih berbentuk file avi dan siap di edit dan diberikan efek sesuai dengan selera anda. Untuk pembelajaran editing video, dapat anda temukan pada pembelajaran yang lain. Terima kasih.

Ø  LOGGING
Menonton rekaman dan log semua rekaman mentah, mencatat shot yang baik dan yang buruk. Ketika Tuliskan video muncul dan berapa lama shot berlangsung, APA video tentang, dan BAGAIMANA kedengarannya. Tuliskan kutipan baik yang akan Anda gunakan. Sertakan lokasi dalam rekaman setiap shot yang akan Anda gunakan. Untuk log rekaman, mundur ke awal dan memutuskan mana shot yang Anda inginkan. Logging kaset dapat membosankan, tetapi penting untuk mencari gambar nanti. Di bawah ini adalah contoh bagaimana lembar logging :

Contoh LOG CARD
Begin
End
Description
Video
Audio
Comments
00:01:20
00:02:10
Blower Door
Bad Focus
Sound of cars
Keep looking
00:02:35
00:02:50
Insulating
Good
Good
Must Use
00:03:00
00:03:25
Host
Good
Inaudible
No good
00:04:00
00:04:30
Trees/skyline
Good
Good
Use in opening

MENGEDIT
Edit Decision List
Ciptakan sebuah Edit Decision List (Edl) dan script untuk editor. Sebuah Edl adalah bagaimana Anda menyampaikan ide-ide Anda ke editor. Anda daftar urutan adegan yang anda inginkan, bersama dengan judul, kredit, efek khusus, dan musik. Juga termasuk deskripsi singkat video dan audio.

Ekstra

Pilih efek suara, grafis, musik, judul, dan lain "tambahan." Setelah ini selesai, pengeditan dapat dimulai. Kebanyakan produsen menghadiri sesi-sesi pengeditan untuk memperbaiki masalah tak terduga dalam rekaman dan menyempurnakan klip tertentu. Ini tidak akan terjadi jika produsen  meninggalkan kontrol kreatif untuk editor. Mereka meninggalkan Edl dan instruksi khusus bagi editor.



Duplikasi

Setelah editing selesai, produsen akan menyetujui paket akhir. Kemudian, duplikasi dapat dimulai. Ada beberapa pilihan distribusi untuk duplikasi, termasuk VHS, SVHS, CD, DVD, situs Web, dan satelit. Tidak semua orang akan dapat melihat semua pilihan ini, tetapi kebanyakan pemirsa akan dapat melihat VHS tape dan situs Web. Memperoleh Beta kaset, baik yang asli dan diedit, dari produksi atau mengedit perusahaan.


Ø  Berikut ini beberapa kendala yang sering ditemui pada proses editing video :
Disk Full
File video berukuran amat besar apalagi dalam format tanpa kompresi (uncompressed). Proses editing video umumnya menggunakan setting proyek Digital Video (DV) Editing menggunakan format kompresi standar Digital Video, dengan ukuran kira-kira 13.5 GB untuk file video berdurasi 1 jam. Maka sebelum memulai proses capture memang harus dipastikan dulu bahwa hard-disk pada komputer kita memiliki kapasitas yang memadai untuk menampung file hasil capture tersebut. Proses capture dapat terhenti dan memunculkan pesan “Disk Full” jika kapasitas ini tidak memadai.

Drop Frame
Setting proyek editing yang biasa kita gunakan ialah PAL Video dimana satu detik video terdiri dari 25 gambar/frame, atau biasa ditulis dengan 25 fps (frame per second). Jika terjadi kasus Drop Frame, ada frame dari kaset video yang gagal di-capture, menyebabkan klip video menjadi “patah”. Semakin tinggi nilai Drop Frame, artinya semakin banyak frame yang gagal di-capture, makin “patah-patah”  pula gambar video yang dihasilkan. Maka nilai ideal Drop Frame selama proses capture ini ialah 0 (nol). Drop Frame berpotensi terjadi jika hard-disk yang menjadi tempat tujuan penyimpanan hasil transfer dalam keadaan ter-fragmen, yang biasa terjadi jika kita sering mengisi dan menghapus file berukuran besar pada hard disk dan dalam jangka waktu lama tidak dilakukan fungsi Defragmentasi. Maka memang sebaiknya sebelum proses capture dilakukan, kita melakukan cek dulu terhadap hard disk yang akan digunakan untuk menampung hasil capture, apakah hard disk tersebut memiliki kapasitas yang memadai sesuai dengan jumlah/durasi kaset yang akan di-transfer, dan apakah hard-disk itu dalam keadaan defragmentasi.

Device offline (not recognized)
Meskipun player video dan komputer secara fisik telah terhubung, namun mungkin koneksi yang diharapkan tidak terjadi. Berikut ini sejumlah kemungkinan penyebabnya : 1) alat-alat yang terhubung belum dalam kondisi power ON, maka pastikan player video dan komputer dalam keadaan ON; 2) video capture card (atau firewire card) tidak terpasang dengan baik pada slot di motherboard komputer, maka matikan dulu komputer dan pastikan card tersebut tertancap dalam kondisi yang baik/kokoh; 3) Colokan kurang stabil. Baik colokan ke player video, maupun colokan ke komputer, seringkali longgar, cobalah untuk memantapkan colokan ini, dengan harapan ketika koneksi terjadi akan terdengar bunyi “ding” sebagai deteksi otomatis oleh komputer; 4) kabel koneksi gagal berfungsi. Cukup sering ditemui kabel firewire yang rusak sehingga gagal berfungsi dan harus diganti dengan kabel firewire yang baru.

Editing Linier & Digital Editing

Linier editing

Sebelum terciptanya peningkatan kinerja mikroprosesor pada kurun tahun 1990-an yang menjadikan kegiatan editing video dapat dilakukan di personal komputer, metode linier editing ialah metode yang lazim digunakan. Dalam cara ini, kita melakukan peng-editan dengan cara merekam bagian gambar dari satu kaset master (hasil video shooting) ke suatu kaset kosong, dimana kita hanya akan merekam bagian yang kita inginkan dan tidak merekam bagian yang tidak kita inginkan. Maka demikianlah, gambar-gambar yang semula ada di kaset master shooting kini terekam pula di kaset baru dengan pemotongan gambar dan urutan yang baru.
Untuk melakukan prosedur di atas kita memerlukan dua buah player video yang terhubung satu sama lain, satu player bertindak sebagai video sumber dan player lainnya bertindak sebagai perekam video. Langkahnya sederhana : simpan kaset master shooting di video player sumber, dan simpan kaset video kosong di player untuk merekam; lalu play video pada video sumber, amati gambarnya, dan tekan tombol “record” pada player rekam hanya jika kita melihat gambar yang kita kehendaki, demikian bisa terus berlanjut hingga muncul gambar yang tidak dikehendaki lalu kita tekan kembali tombol record untuk menghentikan proses perekaman.
Metode di atas disebut sebagai “editing linier” karena harus dikerjakan secara linier (searah), mulai dari hasil shooting pertama hingga hasil shooting terakhir. Karena gambar langsung ter-rekam pada kaset kosong pada lokasi tertentu, maka editor video tak memiliki banyak keleluasaan untuk merubah urutan gambar, apalagi berbuat salah atau berubah pikiran kemudian. Jika demikian halnya, maka ia harus memakai kaset kosong baru dan memulai lagi dari awal. Kesulitan seperti ini takkan kita temui pada metode digital editing seperti yang akan dijelaskan berikut ini.  

Editing Non-Linier atau Digital Editing

Pada metode ini, gambar video dari kaset video lebih dulu di-transfer ke dalam format digital berupa file komputer dan disimpan di hard disk komputer melalui proses video capture. Saat kita telah punya stok file video di komputer ini, maka footages ini siap di-edit menggunakan software editing video khusus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam metode digital editing ini, klip video ditampilkan dalam “garis waktu” di layar komputer sebagai bar (batang memanjang) yang berisi sejumlah informasi seperti cuplikan gambar, sound, durasi klip dan segenap informasi lain. Sebuah garis vertikal berperan sebagai indikator waktu yang dapat bergerak maju mundur (ke kanan atau ke kiri)  sepanjang garis waktu tersebut, memberi kita kebebasan untuk menentukan bagian video mana yang ingin dikerjakan. Inilah sebabnya metode ini disebut sebagai “non-linier”, karena kita tidak melakukannya secara searah. Ketika proses editing video ini selesai, maka rangkaian video hasil edit ini dapat direkam kembali ke kaset video atau cd/dvd, biasanya setelah editor melakukan banyak cek serta perbaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar