ada dua sistem
dalam proses editing yaitu :
1. Linear Editing/ Analog
Pada sistem linear editing,
prosesnya dilakukan dengan cara langsung dan berurutan,dan apabila terdapat
kekurangan dan kesalahan, akan dilakukan pengulangan dari awal. Pada akhirnya
editing sistem ini menuntut peralatan yang besar dan berkualitas untuk menjaga
kualitas hasil yang sedang dikerjakan. Pada umumnya peralatan semacam ini hanya
dimiliki oleh kalangan Tv penyiaran (broadcasting house) dan rumah produksi
(production house) sekala besar. Jika hasilnya belum sempurna, akan dilakukan
pengulangan editing yang memakan cukup banyak biaya dan waktu.
2. Non Linear Editing (NLE)/Digital
Sistem ini sering juga disebut
dengan Digital Video Editing. Teknologinya sudah menggunakan perangkat komputer
dengan sepenuhnya, yang didalamnya sudah tersedia perangkat lunak (software)
untuk editing, seperti Ulead Studio, Adobe Premiere, Avid, DPS Velocity, dst,
yang berbasis Windows dan Final Cut Pro dsb yang berbasis Macintosh. Sistem ini
disebut juga Random Access Video dan Audio ke dalam suatu media rekam berupa
disk (disk storage / media storage) atau Hard disk. Dengan NLE, Editor
dapat melakukan proses penyuntingan berulang-ulang untuk bagian yang belum
sempurna di sembarang tempat acak (random access) tanpa harus mengulang
dari awal seperti Linear Editing.
DIMENSI EDITING
Hakekat/inti dr dimensi editing
adalah KETERHUBUNGAN. Sebuah shot apabila disambung dengan shot lain, maka
pasti kedua shot tersebut memiliki HUBUNGAN, baik secara grafis, ritmis
(irama), spasial (ruang) dan temporal (waktu).
Sambungan shot-shot dalam film-film naratif memiliki keempat dimensi/hubungan
tersebut, sementara dalam film-film abstrak atau film-film non-figuratif (tak
ada tokohnya, jadi tak bercerita) hanya memiliki dimensi grafis dan ritmis
saja.
1. Dimensi Grafis
Setiap shot pasti punya nilai grafisnya, yaitu:
a.
garis
b. bentuk
c. cahaya
d. warna
e. gerak (bisa gerak subyek, gerak kamera ataupun gerak kombinasi subyek dan
kamera)
Maka bila sebuah
shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan grafis. Hubungan/dimensi
grafis yang terjadi bisa berupa graphic match atau pun graphic contrast.
2. Dimensi Ritmis
Sebuah shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan ritmis (irama).
Irama yang ada dalam film-film itu sebenarnya ada 2 jenis, yaitu:
a. IRAMA INTERNAL: yaitu irama yang
ada di dalam setiap shot itu sendiri
b. IRAMA EKSTERNAL: yaitu irama yang
dihasilkan oleh persambungan 2 shot atau lebih
* IRAMA INTERNAL terjadi di setiap
shot karena di setiap shot itu ada:
-
Frame size/type of shot (ukuran besar gambar/frame)
-
Gerak (gerak subyek, gerak kamera, gerak kombinasi subyek dan kamera)
-
Suara (dialog, efek dan musik)
* IRAMA EKSTERNAL terjadi ketika ada
sambungan dan dipengaruhi oleh:
-
Durasi shot (panjang pendeknya shot)
-
Metode penyambungan (cut-to-cut atau optical effect spt dissolve, fade, dsb).
IRAMA EKSTERNAL ini bisa kita buat berbagai jenis dengan mengatur
panjang-pendeknya shot (durasi).
Jenis-jenis
irama tersebut adalah:
Ø irama konstan: yaitu dengan cara membuat
shot-shot yang disambung berukuran
(berdurasi) sama
Ø irama dipercepat (akselerasi): yaitu
dengan cara membuat shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin pendek
Ø irama diperlambat: yaitu dengan cara
membuat shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin panjang
Ø irama tak beraturan: yaitu dengan cara
membuat shot-shot yang disambung ukurannya berubah-ubah secara tak beraturan.
Keempat jenis
irama yang dihasilkan oleh durasi ini, mungkin saja bisa dilakukan juga oleh
shot itu sendiri, misalnya dengan gerak kamera, tetapi tentu tidak semudah yang
dilakukan oleh mengatur durasi shot
3.
Dimensi Spasial
Dengan editing,
media film adalah media yang paling efektif dalam menciptakan ruang yang sesuai
dengan yang ingin dibentuk oleh pembuat filmnya.
Melalui editing pula, bisa dihubungkan RUANG DALAM REALITA dengan RUANG DALAM
FILM (ruang buatan/artifisial). Juga
antara yang interior dan eksterior. Ketersambungan antara 2 shot atau lebih
yang bisa menciptakan ruang baru yang ada di dalam kepala penonton itu disebut
sebagai koeksistensi spasial (ruang yang berdampingan)
4. Dimensi Temporal
Dengan editing
pula, film paling mampu “mempermainkan” (memanipulasi) waktu penceritaan.
· Waktu penceritaan (time of the story)
dibagi 3 unsur:
a. URUTAN
b. DURASI
c. FREKUENSI
a. URUTAN
Waktu penceritaan bisa memiliki struktur waktu yang:
- berurutan (linear)
- tak berurutan (non-linear), bisa
dilihat dengan adanya flashback maupun flashforward
b. DURASI
Panjang - pendeknya waktu penceritaan berdasarkan kebutuhan dramatisasi cerita.
Maka dalam durasi cerita bisa saja dibuat:
- waktu penceritaan diperpendek, yaitu
waktu penceritaan hanyalah memperlihatkan waktu peristiwa yang perlu/penting
diperlihatkan untuk penonton saja sehingga sebenarnya ada waktu yang hilang.
Biasa disebut juga dengan ELIPSIS
atau penghilangan waktu yang tak diperlukan
- waktu penceritaan diperpanjang, yaitu
waktu penceritaan ditambah panjangnya dari waktu yang sebenarnya sebuah
peristiwa terjadi untuk kebutuhan dramatisasi cerita. Hal ini bisa juga EKSPANSI atau pemanjangan waktu
penceritaan.
Editing elipsis tersebut di atas bisa
didapat dengan cara:
-
optical effect
- dengan frame kosong
- cutaway
- jumpcut
Note: kalau tidak melalui editing, tapi ingin mencapai elipsis waktu, bisa
dilakukan dengan mem-fast-motion-kan shot itu sendiri.
Sementara ekspansi waktu tersebut di
atas bisa didapat dengan cara:
- slowmotion
- freeze-frame
Atau kalau
dengan editing, bisa dilakukan pemanjangan (ekspansi) waktu penceritaan dengan:
c. FREKUENSI
Yaitu suatu
pengulangan suatu aksi untuk kebutuhan dramatisasi (seperti adegan ledakan,
atau benda/tokoh yang jatuh) ataupun penyampaian suatu maksud tertentu,
sehingga menciptakan waktu penceritaan yang lebih panjang.
PENGETAHUAN DASAR EDITING VIDEO (1)
1)
Kamera digital dan analog
Saat ini,
kamera video analog jarang digunakan. Ini karena kamera video digital mampu
menghasilkan gambar yang jauh lebih baik, harga terjangkau dan memudahkan
aliran kerja terutamanya untuk proses editing digital. Pada umumnya, penggunaan
kamera digital memungkinkan kameramen menghasilkan video yang lebih berkualitas
dengan biaya yang lebih rendah.
2) Format video
Format video merujuk kepada jenis kamera dan jenis pita
video. Terdapat berbagai jenis format video yang digunakan dan masing-masing
mempunyai ciri-cirinya tersendiri. Format video yang paling populer yang
digunakan untuk merekam gambar adalah format mini DV. Format ini tergolong
dalam format digital. Pita mini DV ini berukuran kecil ( lebih kecil dari kotak
rokok ), tidak mahal dan mampu menghasilkan kualitas gambar yang baik. Format
digital lain yang ada adalah Digital 8, DVCAM, DVC Pro dan lain-lain.
3) Master tape
‘ Master tape’ artinya adalah pita master yang digunakan
untuk merekam gambar video. Setelah rekaman selesai dibuat, pita ini akan
diedit terlebih dahulu sebelum dijadikan VCD atau DVD untuk ditonton. Artinya,
‘master tape’ memuat data image video yang tidak diedit. Walaupun tidak diedit,
kualitas gambarnya adalah lebih baik dari VCD atau DVD yang sebenarnya
merupakan salinan dari pita asal, hal ini dikarenakan ‘master tape’ belum
mengalami proses kompresi.
4) Editing video
Editing video adalah merupakan satu proses dalam ‘post
production’, yaitu satu proses yang dilakukan setelah perekaman gambar.
Biasanya, proses kerja yang terlibat dalam proses editing digital adalah
seperti berikut:
a) ‘Digitizing’
/ capturing – memindahkan image video dari pita ke dalam data digital pada
hard disk/cd.
b) Offline
editing – memotong / membuang adegan pada video yang tidak menarik dan
menyusun ulang setiap adegan pada video dengan mengikuti pada rencana
kesinambungannya.
c) Online
editing – memasukkan judul video, back sound dan animasi dan spesial effek.
d) Rendering
– yaitu proses yang dilakukan setelah editing (offline/online) selesai
dilakukan di dalam komputer. Video ini akan dipindah keluar ke dalam bentuk VCD
atau DVD, namun sebelumnya perlu dilakukan proses finalisasi tampilan agar bisa
dibaca sempurna pada semua player.
5) VCD & DVD
Gambar video yang telah diedit biasanya akan dipindahkan
ke dalam bentuk VCD atau DVD. Seperti yang kita ketahui, format DVD
menghasilkan gambar yang jauh lebih baik dari VCD. Pada saat ini, video format
DVD lebih disukai karena kualitas yang baik dan biaya yang semakin murah.
6) Multi Camera System
‘ Multi Camera System’ adalah satu produksi video dimana
lebih dari satu kamera video digunakan secara serentak dan kesemuanya
dihubungkan kepada satu pusat kontrol. Image terbaik dari salah satu kamera ini
akan dipilih silih berganti. Ini menghasilkan gambar video terus menerus tanpa
potongan dengan sudut rakaman yang berbeda. Biasanya, image video dari kamera
yang terpilih akan disiarkan terus ke screen proyeksi. ‘Multi Camera System’
menjadikan sebuah tampilan video/film lebih menarik dikarenakan menawarkan
sudut pandang kamera yang lebih bervariasi dan mampu “menyampaikan” pesan dalam
cerita dengan lebih baik.
Ø Capturing/Digitized Video
Proses capture video (capturing) adalah
proses memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam kaset MiniDV dari kamera
ke dalam komputer untuk dijadikan sebuah file dengan format digital (avi). Istilah
Digitized karena proses yang merubah analog (kaset video) menjadi file
digital yang dikenal oleh komputer.
Untuk meng-capture video kita harus membutuhkan salah
satu software pendukung antara lain Microsoft Movie Maker merupakan
software bawaan yang ada di Windows. Software lain yang bisa digunakan adalah Pinacle,
Ulead dan Adobe Premiere, tetapi untuk memakai software
ini anda harus membelinya. Dalam pembelajaran ini akan dibahas capture video
menggunakan Movie Maker agar anda tidak perlu membeli software
pengolah video yang harganya cukup mahal.
Dalam men-capture video, perlu diperhatikan pula
koneksi yang digunakan. Karena antara koneksi video analog dan video digital
berbeda.
Berikut
koneksi yang digunakan oleh video analog dan video digital :
a.
Koneksi Video Analog
Secara umum terdapat 3 koneksi yang
biasa dipakai :
·
Composite (RCA)
Koneksi analog yang paling sederhana
menggunakan 1 buah kabel.
·
S-Video
Memilki kualitas yang lebih baik
dari RCA, biasa dipakai oleh perangkat video VHS
·
Component
Koneksi ini yang terbaik, dipakai
perangkat video Betacam (Beta-SP) karena kualitas gambar lebih bagus dan
terlihat halus.
b.
Koneksi Video Digital
Dalam
format video digital dikenal 2 jenis koneksi, yaitu :
- IEEE 1394
Koneksi ini umum disebut dengan koneksi FireWire (Apple
Computer) atau i-Link (Sony Corporation). Koneksi ini merupakan standar koneksi
yang memiliki kecepatan transfer sangat tinngi hingga 400 Mbps.
- Serial Digital Interface (SDI)
Koneksi ini dipakai untuk konsumen High-End Profesional
untuk mengolah digital video format HD (High Defenition) dan SD ( Standard
definition), perangkat yang menggunakan koneksi jenis ini sangat mahal dan
hanya dipakai pada industri film dan video yang besar.
STANDAR
VIDEO DAN FILM
Film
yang kita lihat di bioskop adalah film yang diproyeksikan dengan frame rate
24 fps , sedangkan film yang kita lihat di televisi memiliki frame rate
sekitar 30 fps (tepatnya 29,97) sesuai dengan standar masing-masing
negara. Berikut ini format standar yang digunakan beberapa negara :
Format
Standar
|
Negara
|
Frame
Rate
|
NTSC
|
USA,
Jepang, Kanada, Meksiko dan Korea
|
29,97
|
PAL
|
Indonesia,
Inggris, Australia, Eropa dan Cina
|
25
|
SECAM
|
Perancis,
Timur Tengah dan Afrika
|
25
|
Bagian-bagian
Capture Video
Peralatan
Yang harus dipenuhi dalam meng-capture video menggunakan Microsoft Movie Maker
antara lain:
- PC yang digunakan
- Pentium4 atau AMD Athlon,
- RAM minimal 256 Mb
- Harddisk, Putaran Hardisk
7200 rpm dengan kapasitas kosong (space kosong minimal 20 Gb)
- VGA card minimal 32 Mb
(resolusi monitor 1024x768 pixel)
- System operasi Windows XP
Home Edition atau Profesinal Edition
- Kartu capture video
Kartu capture video dibutuhkan untuk mentransfer/mengcapture
dari media analog (kaset mini DV) ke hardisk. Kartu capture video yang paling
sering digunakan adalah IEEE 1394 capture card, yang digunakan untuk mencapture
format DV ( Digital Video). Anda dapat membeli dengan kisaran harga yang
terjangkau.
- Kabel Data
kabel data yang digunakan adalah kabel firewire yang didapat
jika kita membeli IEEE 1394 card. Kabel data digunakan untuk menghubungkan
handycam dengan komputer.
- Handycam/camera video
Pada saat ini sudah ada produk handycam yang menyimpan film
dalam DVD R/W yang dapat langsung diputar di komputer untuk di import langsung ke
dalam harddisk karena pada saat direkam sudah langsung berbentuk digital
sehingga tidak memerlukan handycam dalam proses tranfer ke komputer. Tetapi
pada pelajaran ini kita masih menggunakan Handycam / mini DV player yang
digunakan untuk menjalankan kaset mini DV yang berisi film, Karena komputer
tidak dapat menjalankan film yang masih dalam kaset mini DV
- Software Video editing
Microsoft movie maker adalah sofware bawaan yang ada di
dalam windows. Walaupun fiturnya masih sederhana dibanding sofware lain, tetapi
untuk sekedar mengcapture video dan edit sederhana sudah cukup kecuali anda
ingin lebih mendalami editing video secara profesional anda dapat mendalami
software Adobe premier.
Langkah-langkah
mengcapture Video dengan Movie Maker sebagai berikut :
- Pastikan kaset mini DV telah
terpasang pada mini DV player/handycam dan pada posisi sehabis digunakan
untuk mengambil gambar.
- Hubungkan ujung kabel data pada
handycam
- masukkan kabel video yang lain
pada lubang port kartu video/fireware pada komputer.
- Hidupkan handycam dan atur pada mode VCR
VCR
Mode adalah mode jika kita ingin melihat hasil rekaman pada handycam.
·
Jalankan software Windows Movie Maker dengan memilih
: Start -
Program - Windows Movie Maker
·
Maka akan tampil area kerja movie maker
·
Untuk mensetting project yang akan kita buat ikuti langkah berikut,
Tools - Options - General:
·
Pada kolom default Author untuk memberi keterangan
pembuat/pemilik project. Setiap hasil kerja yang dibuat dalam movie maker
disebut sebagai project.
·
Pada kolom Temporary strorage , tentukan tempat penyimpanan file
hasil capture video yang akan kita buat.
·
Aktifkan Save AutoRecover info every dan atur waktu untuk
menyimpan secara otomatis dengan waktu yang anda inginkan.
·
Selanjutnya klik tab Advenced untuk mengaturan lainnya
·
Pada kolom pilhan Default Durations Pilihan Picture duration untuk
mengatur durasi gambar yang dimasukkan dalam timeline, sedangkan Transition duration
berfungsi mengatur durasi transisi default yang
dibuat dalam Timeline.
·
Pada kolom video properties pilih Pal pada video format dan pilih
4:3 pada pilihan Aspect ratio.
·
Lalu klik OK
·
Langkah selanjutnya adalah mengcapture vide. Klik File - Capture Video,
atau klik pada Capture from video device
Pastikan
kabel telah terpasang dengan benar antara komputer maka secara otomatis movie
maker akan mengenali perangkat yang digunakan.
Selanjutnya
akan muncul jendela Video Capture Wizard
isi
nama file pada kolom Enter a file name for your captured video
Tentukan
tempat penyimpanan pada kolom choose a place to save your captured video.
Kemudian
klik next
Selanjutnya
akan muncul jendela Video setting untuk mengatur format video yang akan
di capture.
Pilihlah
Digital Device format (DV-AVI). Pada format ini frame siz : 720x576 pixels dan
frame rate: 25 fps dengan format video PAL. Untuk tiap menit membutuhkan ruang
sebesar 178 MB.
Lanjutkan
dengan mengklik Next
Selanjutnya
akan muncul Capture Method utuk memilih metode yang digunakan untuk
meng-capture
Pilihlah
capture parts of the tape manualy dimana kita dapat memilih bagian yang
ingin kita capture sehingga dapat menghemat ruang penyimpanan
Aktifkan
show preview during capture untuk melihat gambar video selama proses
capture berlangsung.
Lanjutkan
dengan mengklik Next>
Selanjutnya
akan muncul jendela capture video
Pada
kolom DV camera controls anda dapat mengendalikan camera digital dengan
melakukan Play, Stop, Rewind dan Forward
Jalankan
camera video dengan cara klik tombol Play untuk melihat hasil rekaman
Klik
tombol Start Capture untuk memulai proses capture
Klik
tombol Stop Capture untuk menghentikan proses capture
Lakukan
langkah diatas untuk melakukan capture selanjutnya.
Jika
sudah selesai meng-capture, lanjutkan dengan mengklik Finish . Maka
secara otomatis file tersebut akan diimport
Hasil
import file tersebut akan disimpan dalam Collection pane dan content Pane
Selanjutnya
file tersebut masih berbentuk file avi dan siap di edit dan diberikan
efek sesuai dengan selera anda. Untuk pembelajaran editing video, dapat anda
temukan pada pembelajaran yang lain. Terima kasih.
Ø LOGGING
Menonton
rekaman dan log semua rekaman mentah, mencatat shot yang baik dan yang buruk. Ketika
Tuliskan video muncul dan berapa lama shot berlangsung, APA video tentang, dan
BAGAIMANA kedengarannya. Tuliskan kutipan baik yang akan Anda gunakan. Sertakan
lokasi dalam rekaman setiap shot yang akan Anda gunakan. Untuk log rekaman,
mundur ke awal dan memutuskan mana shot yang Anda inginkan. Logging kaset dapat
membosankan, tetapi penting untuk mencari gambar nanti. Di bawah ini adalah
contoh bagaimana lembar logging :
Contoh LOG CARD
Begin
|
End
|
Description
|
Video
|
Audio
|
Comments
|
00:01:20
|
00:02:10
|
Blower
Door
|
Bad
Focus
|
Sound of
cars
|
Keep
looking
|
00:02:35
|
00:02:50
|
Insulating
|
Good
|
Good
|
Must Use
|
00:03:00
|
00:03:25
|
Host
|
Good
|
Inaudible
|
No good
|
00:04:00
|
00:04:30
|
Trees/skyline
|
Good
|
Good
|
Use in
opening
|
MENGEDIT
Edit Decision List
Ciptakan sebuah
Edit Decision List (Edl) dan script untuk editor. Sebuah Edl adalah bagaimana
Anda menyampaikan ide-ide Anda ke editor. Anda daftar urutan adegan yang anda
inginkan, bersama dengan judul, kredit, efek khusus, dan musik. Juga termasuk
deskripsi singkat video dan audio.
Ekstra
Pilih efek suara, grafis, musik, judul, dan lain "tambahan." Setelah
ini selesai, pengeditan dapat dimulai. Kebanyakan produsen menghadiri sesi-sesi
pengeditan untuk memperbaiki masalah tak terduga dalam rekaman dan
menyempurnakan klip tertentu. Ini tidak akan terjadi jika produsen meninggalkan kontrol kreatif untuk editor.
Mereka meninggalkan Edl dan instruksi khusus bagi editor.
Duplikasi
Setelah editing selesai, produsen akan menyetujui paket akhir. Kemudian,
duplikasi dapat dimulai. Ada beberapa pilihan distribusi untuk duplikasi,
termasuk VHS, SVHS, CD, DVD, situs Web, dan satelit. Tidak semua orang akan
dapat melihat semua pilihan ini, tetapi kebanyakan pemirsa akan dapat melihat
VHS tape dan situs Web. Memperoleh Beta kaset, baik yang asli dan diedit, dari
produksi atau mengedit perusahaan.
Ø Berikut
ini beberapa kendala yang sering ditemui pada proses editing video :
Disk Full
File
video berukuran amat besar apalagi dalam format tanpa kompresi (uncompressed).
Proses editing video umumnya menggunakan setting proyek Digital Video (DV)
Editing menggunakan format kompresi standar Digital Video, dengan ukuran
kira-kira 13.5 GB untuk file video berdurasi 1 jam. Maka sebelum memulai proses
capture memang harus dipastikan dulu bahwa hard-disk pada komputer kita
memiliki kapasitas yang memadai untuk menampung file hasil capture tersebut.
Proses capture dapat terhenti dan memunculkan pesan “Disk Full” jika kapasitas
ini tidak memadai.
Drop Frame
Setting
proyek editing yang biasa kita gunakan ialah PAL Video dimana satu detik video
terdiri dari 25 gambar/frame, atau biasa ditulis dengan 25 fps (frame per
second). Jika terjadi kasus Drop Frame, ada frame dari kaset video yang gagal
di-capture, menyebabkan klip video menjadi “patah”. Semakin tinggi nilai Drop
Frame, artinya semakin banyak frame yang gagal di-capture, makin “patah-patah”
pula gambar video yang dihasilkan. Maka nilai ideal Drop Frame selama
proses capture ini ialah 0 (nol). Drop Frame berpotensi terjadi jika hard-disk
yang menjadi tempat tujuan penyimpanan hasil transfer dalam keadaan
ter-fragmen, yang biasa terjadi jika kita sering mengisi dan menghapus file
berukuran besar pada hard disk dan dalam jangka waktu lama tidak dilakukan
fungsi Defragmentasi. Maka memang sebaiknya sebelum proses capture dilakukan,
kita melakukan cek dulu terhadap hard disk yang akan digunakan untuk menampung
hasil capture, apakah hard disk tersebut memiliki kapasitas yang memadai sesuai
dengan jumlah/durasi kaset yang akan di-transfer, dan apakah hard-disk itu
dalam keadaan defragmentasi.
Device offline (not recognized)
Meskipun
player video dan komputer secara fisik telah terhubung, namun mungkin koneksi
yang diharapkan tidak terjadi. Berikut ini sejumlah kemungkinan penyebabnya :
1) alat-alat yang terhubung belum dalam kondisi power ON, maka pastikan player
video dan komputer dalam keadaan ON; 2) video capture card (atau firewire card)
tidak terpasang dengan baik pada slot di motherboard komputer, maka matikan
dulu komputer dan pastikan card tersebut tertancap dalam kondisi yang
baik/kokoh; 3) Colokan kurang stabil. Baik colokan ke player video, maupun
colokan ke komputer, seringkali longgar, cobalah untuk memantapkan colokan ini,
dengan harapan ketika koneksi terjadi akan terdengar bunyi “ding” sebagai
deteksi otomatis oleh komputer; 4) kabel koneksi gagal berfungsi. Cukup sering
ditemui kabel firewire yang rusak sehingga gagal berfungsi dan harus diganti
dengan kabel firewire yang baru.
Editing
Linier & Digital Editing
Linier editing
Sebelum terciptanya peningkatan
kinerja mikroprosesor pada kurun tahun 1990-an yang menjadikan kegiatan editing
video dapat dilakukan di personal komputer, metode linier editing
ialah metode yang lazim digunakan. Dalam cara ini, kita melakukan peng-editan
dengan cara merekam bagian gambar dari satu kaset master (hasil video shooting)
ke suatu kaset kosong, dimana kita hanya akan merekam bagian yang kita inginkan
dan tidak merekam bagian yang tidak kita inginkan. Maka demikianlah,
gambar-gambar yang semula ada di kaset master shooting kini terekam pula di
kaset baru dengan pemotongan gambar dan urutan yang baru.
Untuk melakukan prosedur di atas
kita memerlukan dua buah player video yang terhubung satu sama lain, satu
player bertindak sebagai video sumber dan player lainnya bertindak sebagai
perekam video. Langkahnya sederhana : simpan kaset master shooting di video
player sumber, dan simpan kaset video kosong di player untuk merekam; lalu play
video pada video sumber, amati gambarnya, dan tekan tombol “record” pada player
rekam hanya jika kita melihat gambar yang kita kehendaki, demikian bisa terus
berlanjut hingga muncul gambar yang tidak dikehendaki lalu kita tekan kembali
tombol record untuk menghentikan proses perekaman.
Metode di atas disebut sebagai
“editing linier” karena harus dikerjakan secara linier (searah), mulai dari
hasil shooting pertama hingga hasil shooting terakhir. Karena gambar langsung
ter-rekam pada kaset kosong pada lokasi tertentu, maka editor video tak
memiliki banyak keleluasaan untuk merubah urutan gambar, apalagi berbuat salah
atau berubah pikiran kemudian. Jika demikian halnya, maka ia harus memakai
kaset kosong baru dan memulai lagi dari awal. Kesulitan seperti ini takkan kita
temui pada metode digital editing seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
Editing Non-Linier atau Digital
Editing
Pada metode ini, gambar video dari
kaset video lebih dulu di-transfer ke dalam format digital berupa file komputer
dan disimpan di hard disk komputer melalui proses video capture. Saat kita
telah punya stok file video di komputer ini, maka footages ini siap di-edit
menggunakan software editing video khusus untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dalam metode digital editing ini, klip video ditampilkan dalam “garis waktu” di
layar komputer sebagai bar (batang memanjang) yang berisi sejumlah informasi
seperti cuplikan gambar, sound, durasi klip dan segenap informasi lain. Sebuah
garis vertikal berperan sebagai indikator waktu yang dapat bergerak maju mundur
(ke kanan atau ke kiri) sepanjang garis waktu tersebut, memberi kita
kebebasan untuk menentukan bagian video mana yang ingin dikerjakan. Inilah
sebabnya metode ini disebut sebagai “non-linier”, karena kita tidak
melakukannya secara searah. Ketika proses editing video ini selesai, maka
rangkaian video hasil edit ini dapat direkam kembali ke kaset video atau
cd/dvd, biasanya setelah editor melakukan banyak cek serta perbaikan.