Sejarah photography. Photography
ditemukan sejak abad ke-5 oleh Moti. Ia mendapat refleksi gambar di luar
ruangan melalui lubang kecil. Tragedi ini kemudian menarik para ilmuwan yang
disebut dengan tragedi pinhole atau lubang jarum.
Kata photography berasal dari kata photos
yang berarti cahaya dan graphos yang berarti seni/gambar. Jadi,
photography dapat diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Dalam seni rupa,
photography adalah proses melukis dengan media cahaya. Yang terpenting dalam
photography adalah cahaya.
Expossure adalah pencahayaan dalam photography dan
videography. Terbagi menjadi :
1.
Over expossure (kelebihan cahaya)
2.
Pass expossure (pencahayaan yang
tepat)
3.
Under expossure (kekurangan cahaya)
Tiga aspek/pengaturan dalam kamera yang mempengaruhi
expossure dan hasil gambar :
1.
ISO/ASA
2.
Diafragma
3.
Shutter speed/kecepatan rana
Teknik dasar photography :
1.
Bluring (menghasilkan efek blur)
2.
Freezing (membuat gambar diam)
Misal :
gambar tetesan air hujan yang jatuh ke air
3.
Paning (terlihat cahaya garis)
4.
Zooming (lebih fokus ke objek)
5.
Permainan Depth of Field (ruang tajam)
Yang
memengaruhi Depth of Field :
·
Aperture
·
Camera to subject distance
·
Focal lenght
6.
Komposisi
Komposisi
adalah aransemen dari unsur-unsur gambar untuk membentuk satu kesatuan gambar
yang harmonis dan serasi. Pembuatan komposisi dipengaruhi oleh unsur imajinatif
dan dramatif.
7.
Framing (menggunakan view finder)
Macam-macam photography :
1.
Sport
2.
Food and beverage
3.
Arsitektural
4.
Wild and nature
5.
Human or people
6.
Jurnalistik
7.
Fashion beauty glamour
8.
Medical
9.
Produk
10.
Hi tech
Elemen dasar photography :
1.
Diafragma
2.
Cahaya
3.
Kepekaan bidang rekam gambar
4.
Lensa
5.
Shutter speed
Jenis-jenis lensa :
1.
Lensa normal
2.
Lensa wide
3.
Lensa tele
4.
Lensa macro
5.
Lensa fish eye
Shutter speed (kecepatan rana) berfungsi mengatur
cahaya masuk ke dalam kamera lewat hitungan kecepatan. Rana dibagi menjadi :
1.
Central shutter (rana pusat, biasanya
dipasang di belakang kamera)
2.
Focal plane shutter (rana celah)
berfungsi meloloskan cahaya melalui celah yang berbeda di antara dua ujung
rana.
Semakin tinggi kecepatan rana, semakin sedikit cahaya
yang masuk. Semakin besar detik semakin lama semakin kecil lubang difragma.
TEKNIK PENCAHAYAAN PADA PHOTOGRAPHY
Semua objek
yang terkena cahaya akan memantulkan atau menyerap sinar dengan presentase
tertentu sesuai sifat benda. Benda yang lebih gelap akan menyerap lebih banyak
cahaya, sedangkan benda yang lebih terang cenderung memantulkan lebih banyak
cahaya. Daya pantul benda terhadap sinar yang datang bergantung pada permukaan.
Bila permukaan benda kasar, cahaya dipantulkan ke segala arah. Jika permukaan
benda halus, maka sinar dipantulkan sejajar. Dengan kata lain, pantulan benda
dapat bersifat diffuse reflection dan specular reflection. Lembut
atau kerasnya cahaya bergantung pada sebuah benda.
Cahaya langsung dan tak langsung
A.
Cahaya langsung (direct lighting),
bisa berupa sinar dengan intensitas besar maupun kecil, main light ataupun fill
light.
Three
point lighting :
·
Key light
·
Fill light
·
Back light
B.
Cahaya tak langsung berupa cahaya
pantulan dan cahaya terhalang. Cahaya ini memberikan pengaruh pada objek yang
terhalangi, yakni menjadi lembut.
Misal :
cahaya accessoris umbrella bersifat memantulkan atau teknik bouncing.
Cahaya buatan (artificial lighting) dalam photography
Menghasilkan
cahaya buatan tidak harus selalu menggunakan lampu studio. Strobist
sebagai suatu teknik memainkan cahaya dengan menggunakan cahaya buatan dari
lampu kilat (flash).
Alat batu yang menyerupai aksesoris lampu studio
diantaranya :
·
Modelling lamp
Lampu
yang berfungsi menghasilkan cahaya yang membantu kita menentukan dan melihat
arah jatuhnya bayangan objek.
·
Standar Reflector
Berfungsi
mengarahkan sinar ke objek. Cahaya yang dihasilkan sangat kuat dengan sudut
pancaran yang terbatas.
APERTURE
Untuk
menambah atau mengurangi cahaya yang melewati lensa, kita dapat mengatur ukuran
bukaan lensa atau aperture. Sistem kerja bukaan lensa tersebut mirip sekali
dengan bukaan retina pada mata manusia yang disebut iris. Pada pusat iris
terdapat bukaan melingkar yang disebut pupil. Diameter pupil akan berkontraksi
pada lingkungan yang cerah dan akan melebar pada lingkungan yang gelap.
Diameter pupil akan mengatur sejumlah cahaya yang masuk mencapai retina mata
manusia.
Bukaan
lensa pada sistem kamera terdiri dari beberapa metal tipis yang saling ditumpuk
hingga membentuk bukaan yang dapat diatur ukurannya. Bukaan lubang cahaya
tersebut dapat merapat maupun melebar dengan ukuran diameter tertentu. Saat
lubang dibuka lebar-lebar, cahaya akan lebih banyak masuk ke dalam kamera.
Demikian sebaliknya, jika bukaan lensa itu dikecilkan, maka cahaya yang masuk
akan semakin sedikit.
Saat kita melihat objek melalui view
finder pada kamera SLR, aperture pada lensa akan terbuka secara penuh sehingga
image objek akan mudah terlihat dan diatur fokusnya baik oleh sistem kamera,
maupun secara manual oleh penggunanya.
Saat tombol pelepas rana ditekan,
lempengan penyusun aperture tersebut akan menutup sesuai nilai bukaan yang kita
atur. Pada saat yang sama, kaca pemantul di dalam body kamera secara refleks
akan melenting ke atas dan membiarkan sinar masuk ke dalam sensor bersamaan
dengan terbukanya shutter. Saat shutter tertutup kembali, posisi kaca pemantul
akan kembali menjadi seperti semula dan apertur akan kembali pada posisi
terbuka.
Pengaturan bukaan lensa atau aperture
tersebut akan dikombinasikan dengan kecepatan rana atau shutter speed agar
menghasilkan tingkat penyinaran yang tepat untuk mencapai sensor kamera.
Pengaturan bukaan lensa disebut pengaturan bukaan difragma.
Dalam bukaan diafragma terdapat
beberapa notasi yang disebut F number. Notasi itu merupakan akspresi
sistem dari diameter difragma dengan focal lenght dari lensa tersebut.
FOCAL LEGHT
Karakteristik lensa yang paling
penting adalah jarak titik bakar lensa tersebut. Jarak titik bakar digunakan
untuk menentukan kekuatan lensa dalam hal pemfokusan objek. Jarak focus lensa dalam
milimeter sama dengan jarak fokus (F) lensa tersebut, angka-angka bukaan
diafragma sering disebut f number atau focal ratio.
Penanda F/# sering disimbolkan dalam sebuah notasi.
Sebagai contoh, f number f/16 memiliki focal lenght yang dapat dituliskan
menjadi N=16. F adalah focal lenght, sedangkan D adalah diameter diafragma
(pupil). Semakin besar angka diafragma, akan semakin kecil lubang diafragmanya,
demikian juga sebaliknya. Diameter diafargma (pupil) proporsional dengan
aperture stop sistem tersebut.
Focal lenght merupakan jarak lensa ke
film saat focus pada objek. Dengan kata lain, focal lenght juga merupakan jarak
objek dari kamera. Lensa tersebut dapat digeser-geser untuk mendapatkan tingkat
focus yang paling tajam.